Rabu, 19 Februari 2020

teruntuk tuan yang ada dihati,
ingatkah dulu kita pernah sedekat nadi?
walau akhirnya aku tak sempat memiliki
namun, aku memutuskan untuk tetap disini

teruntuk tuan yang ada dihati,
ketahuilah, bahwasanya kamu sang pemilik hati
kamu yang berhasil mengisi posisi dihatiku ini
hingga sampai saat ini, kamu tak kunjung terganti

teruntuk tuan yang ada dihati,
ingatkah saat kita menikmati suasana malam hari?
sembari ditemani secangkir kopi yang kita sukai
dan saat itu pula, aku berharap waktu dapat berhenti

teruntuk tuan yang ada dihati,
ingatkah saat kita berlagak seperti muda mudi?
menyusuri jalanan kota di malam hari
melewati bangunan yang berada di kanan kiri

teruntuk tuan yang ada dihati,
ketahuilah bahwa kamu yang selalu menemani
pergi mengelilingi kota dari sore hingga malam hari
tanpa sadar, ternyata aku sangat menikmati

teruntuk tuan yang ada dihati,
mengapa kamu memilih untuk berhenti?
kamu memilih berhenti disaat aku sudah mulai membuka hati
yang tersisa sekarang hanya aku sendiri disini, ditemani sepi

teruntuk tuan yang ada dihati,
pantaskah aku memendam perasaan ini?
aku tak mau melanjutkan kisah ini sendiri
mauku hanya kamu yang menemani

teruntuk tuan yang ada dihati,
aku berharap kamu kembali
melanjutkan kisah ini yang sempat terhenti
mari kita perbaiki apa yang harus kita jalani
teruntuk tuan yang ada dihati,
ketahuilah, hanya sedikit yang bisa aku lakukan saat ini
aku hanya bisa membaca pesan kita kembali
sembari menahan air mata yang tidak dapat tertahan lagi 

teruntuk tuan yang ada dihati,
jika kamu membaca tulisan ini, ku harap kamu mengerti
jangan sungkan untuk kembali
karena aku akan menerima dengan senang hati

teruntuk tuan yang ada dihati,
bukannya aku tidak mau mengakui
tetapi rindu ini telah lama bersarang dihati
tak ada niatkah kamu untuk kembali lagi?

teruntuk kamu yang ada dihati,
ku mohon kembalilah seperti dulu lagi 
berbaliklah, bahwasanya ada aku disini
menunggu kamu yang tak kunjung menepi 

teruntuk tuan yang ada dihati,
jika kamu membaca tulisan ini,
percayalah, aku menulis ini dengan begitu hati - hati
namun tulus dari lubuk hati.

Minggu, 26 Mei 2019

untuk tuan-ku

hallo, tuan.

kurasa kamu tahu yang ku maksud tuan disini siapa
tidak lain, tidak bukan, hanya dirimu seorang.

tuan, kali ini aku melemah
puan-mu ini melemah dan merasa resah
namun, tak sampai hilang arah
hanya bisa merasa bersalah

tuan, kali ini aku bersembunyi
puan-mu ini bersembunyi dalam sunyi
di malam hari yang sepi
dan hanya berdiri sendiri

tuan, aku ingin selalu berada disampingmu
puan-mu ini ingin selalu bersamamu
hingga tak mengenal waktu
dan semoga akan selalu seperti itu

tuan, mari kita tetap beriringan
beriringan sembari bergandeng tangan
bergandeng tangan di tengah keramaian
hingga lupa akan namanya kesepian

tuan, aku lelah akan masalah
masalah yang membuat kita menjadi payah
tuan marah, puan gelisah
puan pasrah, tuan tak menyerah

tuan, mari saling membahagiakan
bersama puan mencari kebahagiaan
hingga masalah itu menghilang
mari kita sama-sama berjuang

tuan, jangan pernah merasa bosan
jika bosan, tolong sampaikan
jangan tuan tiba-tiba meninggalkan
dan yang tersisa hanya kenangan

-love, puan-mu.


Kamis, 20 Desember 2018

tentang sebuah rasa?

Malam ini aku tersadari
Akan sebuah rasa yang menghantui
Dimana hanya aku yang cinta sendiri
Sedangkan yang kamu lakukan hanyalah bersembunyi

Entah sampai kapan aku harus begini
Memendam semuanya dalam hati
Yang ku lakukan hanya diam disini
Sampai akhirnya kamu datang menghampiri

Sungguh, aku berharap kamu tahu
Seberapa lama aku menunggu
Menunggu kamu yang masih bisu
Tentang sebuah rasa merindu

Mungkin hanya aku saja yang perasa
Dan kamu menganggap semuanya biasa
Atas semua yang sudah kita lakukan bersama
Seakan - akan itu semua hanyalah sia - sia

Aku tak sanggup bila harus seperti ini
Menatap dalam diam sosok yang di nanti - nanti
Sedangkan kamu malah sibuk mencari
Tanpa tahu bahwasanya ada aku disini

Andai saja kamu tahu
Aku sedang memendam rasa untukmu
Tak ingin yang lain bersama denganmu
Cukup aku saja yang menemanimu

Hadirmu membuat aku bahagia
Bahagia yang sulit diungkapkan dengan kata - kata
Bahwasanya kamu yang teristimewa
Namun nyatanya, hanya aku yang merasa

Mungkin aku belum siap untuk mengungkapkan
Mengungkapkan apa yang telah lama aku rasakan
Aku hanya bisa mengungkapkan rasaku lewat tulisan
Semoga kamu membaca tulisan ini, tuan.


Sabtu, 15 Desember 2018

..

Bagaimana rasanya memendam rasa yang telah lama bersarang dihati?
Hal itu tentunya hanya bisa menyakiti diri sendiri
Entah apa yang aku rasakan kini
Bisaku hanya memendam itu sendiri, dalam hati.

Sudah banyak hal yang kita lalui bersama, berdua.
Namun, kamu masih saja tuli dan buta akan perasaan yang aku rasa
Apa yang aku rasa belum tentu kamu rasa juga
Hal itu membuat aku percaya, bahwasanya kita tidak ditakdirkan bersama

Mungkin selama ini aku salah mengartikan sikapmu
Tidak seharusnya aku menyimpulkan seperti itu
Namun, harus sampai kapan kamu begitu?
Mengabaikanku yang sudah jelas ada didepanmu.

Aku takut jika perasaanku ini membuat kita jauh
Hingga yang kurasa kini hanyalah rapuh
Rapuh menunggu kamu yang masih jauh
Ternyata, aku bukan tempatmu untuk berlabuh.

Inginku hanya kamu menjadikanku rumah
Bukan hanya tempat singgah
Aku hanya bisa merasa pasrah
Kan ku jadikan ini sebagai anugerah terindah.

Jumat, 14 Desember 2018

K E N A N G A N

Setelah kamu tinggalkan, yang tersisa hanya kenangan
Kenangan yang melekat dalam ingatan
Ingatan yang mengingatkan bahwa kita tak pernah ada ikatan
Tanpa ikatan pun kita bisa menciptakan kenangan

Bagian paling menyakitkan adalah kenyataannya kita hanyalah seorang teman
Seorang teman yang dibumbui rasa nyaman
Disaat rasa nyaman itu datang, kamu tiba - tiba saja menghilang tanpa dugaan
Meninggalkan aku disini dengan sejuta harapan

Sirna sudah semua harapan
Yang tersisa hanya aku yang kamu abaikan
Kita pernah menyatu dalam rasa nyaman yang menjelma menjadi cobaan
Dan harus aku terima itu sebagai kenyataan
Hingga pada akhirnya, usahaku sekarang hanyalah melupakan.